twitter


Yang aku sadari, aku ga bisa mengubah orang lain.. ga bisa meminta orang lain sesuai dengan harapanku.. jadi yang bisa kulakukan adalah mengubah diriku sendiri. Cuma itu. Kuusahakan supaya diriku sesuai dengan apa yang kuinginkan pada orang lain. Aku ingin diperlakukan dengan baik, itulah yang kulakukan pada sikapku ke orang lain.. semangat.. dont cry


Welcome home. Tentu aku bahagia setiap pulang. Tapi lelah juga. Beberapa jam perjalanan kutempuh hanya demi tempat terbaik yang kusebut rumah. Tapi selalu ia sedihkan hariku, kelamkan hatiku. Marah2 ga jelas. Ngomong kasar banget. Hiks. Oh please dont cry. Sabar ya. Mungkin kamu memang salah. Mungkin kamu memang banyak dosa. Mungkin kamu hancur. Perlu dibenahi. Makanya ia selalu marah2 ke kamu. Dah. Semangat ya..


Dua orang ini adalah soulmate saya selama stase kecil, mulai dari anestesi dan THT, hingga radiologi besok. Tiap hari kerjaan kita cuma ngakak, ketawa, ngakak lagi, ketawa lagi. Gitu terus. Adaaa aja kekonyolan dan lelucon yang hadir di antara kita. Ada juga kejadian2 yang so sweet, dan bikin aku ingin mengabadikan cerita so sweet itu di sini.
Salah satu kejadian so sweet itu terjadi pada hari sabtu, hari terakhir stase anestesi. Hari itu pula adalah hari sumpah dokter kakakku. Sebenarnya aku gak dateng tu ga masalah sih. Keluarga juga udah paham, anak kedua sedang koas, ga dateng juga ga masalah. Tapi ya karena mereka penting buatku, aku pengen ngusahain dateng lah ya.
Lalu setelah visite, di ruang ibs alias instalasi bedah sentral, waktu kami dan konsulen anestesi lagi ngobrol, aku sampaikan lah soal gimana baiknya, kalo hari ini tu hari sumpah dokter kakak.
Kata konsulen, ya pulangnya setelah ujian dan setelah operasi. Trus ujian selesai, jam 12 konsulenku udah pulang. Waktu kita bertiga ngawasin operasi terakhir, appendisitis, sekitar jam 1 siang operasi udah jalan setengahnya. Arum n nike nyuruh aku pulang duluan.
Aku ga enak lah ninggalin mereka, apalagi ini ope terakhir, dan uda dipesenin sama konsulen untuk nunggu ope selesai. Teteepp aja mereka maksa aku pulang. Arum bahkan sampe dorong aku, narik aku ke ruang ganti, biar cepet pulang.
Makasih banget gaes. Aku pulang lebih awal deh. Bisa ke jogja lebih sore. Bisa kumpul keluarga, ketemu orang rumah. Padahal kalian ga mudik.
Dan hari ini tu amazing banget juga. Nike ke jogja bareng aku. Hoho. Dia nebeng aku gitu. Aku seneng banget, secara jarang lho orang mempercayakan nyawanya ke aku. Soalnya kan aku kalo naik motor ngeri banget, apalagi jalan kopeng kayak ular naga, berkelok2 naik turun gitu.
Di tengah jalan, aku tanya nike, gimana? Ngeri nggak nebeng aku? Dia bilang, enggak kok. Biasa aja.
Denger jawaban dia tu, bikin aku seneng banget. Hehehe. Sepanjang jalan kopeng selain kayak naga, ujannya tuh kayak skip lesion ala colitis ulseratif. Gimana enggak, berapa kilometer ujan, biz itu kering, biz itu ujan duerrees, bis itu kering, gonta-ganti kayak gitu sepanjang jalan. Nike ngakak banget waktu liat aku pake mantel, trus duduknya ngangkang gitu, katanya aku kayak astronot. Haha. Trus kita ngobrol2. Mampir makan di jalan magelang. Sholat juga. Eh sampe perhentian bis di jogja jam 5 sore pas. Ternyata bis jurusan tasik udah lewat setengah jam yang lalu. Sedihnya. Tapi saat itu ada bis jurusan bandung. Nike panik lah, langsung naik bis itu, soalnya lewat rumahnya juga. Aku udah dadah2 aja, trus mainan tab ceritanya istirahat bentar. Tiba2 ada bis gede berhenti di tikungan, ternyata bisnya nike. Nike lari2 ke aku, jeruk, jeruk! Haha. Ternyata jeruknya ketinggalan. Aku juga lupa. Untung aja masih bisa berhenti tuh bis. Farewell nike. C u on sunday. Nanti bareng lagi yaa..
Nah setelah itu aku kan mau nganterin pesenan mba ari ke rumahnya. Dia ngasih denah pake narasi gitu. Lha aku kan bingung. Tanyalah aku sama laki2 yang lagi jalan, tampak normal, berkalung sarung. Eh tau2 aku diketawain 2 orang bapak2, mereka teriak, mbak itu orang gila. Whaatt?? Tak perhatiin wooo iya bapak e ini senyum2 sendiri, mana nunjuknya boro2 pake satu jari kayak orang normal, nunjuknya lurus ke depan pake 10 jari tangannya. Zzz..
Ada-ada aja.
But, today was so great, wasn't it?


Ketika hidupmu tampaknya berakhir. Yah, kondisi ini sering kubayangkan terjadi pada beberapa pasien yang kujumpai. Sedih. Misalnya yang tadi pagi kutemui, sebut saja Nn. L, masih muda sekali. Usianya baru 24 tahun. Menikah saja belum. Tinggi badannya sepuluh cm lebih pendek dari aku, namun parasnya cantik. Badannya langsing, dengan rambut yang lurus.
Ketika hidupmu tampaknya berakhir. Begitulah kondisi yang dialami mbak ini, menurutku. Ia didiagnosis kanker nasofaring dan kanker tonsil di usia semuda ini. Kebayang gak sih gimana setelahnya? Aku jadi sedih. Tentu ia akan sibuk mencari pengobatan. Ia akan disibukkan dengan sakit fisiknya, bahkan psikisnya jika ia mulai merasa sedih dan putus asa.
Tapi ada celah yang luput dari perhatianku. Bisa saja justru hidup mbak ini baru saja dimulai. Ketika ia berjuang untuk sembuh. Ketika ia mampu bermanfaat meskipun waktu terasa sempit. Ketika waktunya menjadi sangat berharga untuk disia-siakan. Ketika ia membuat banyak orang mengenangnya, tak hanya membuat kenangan ia sendiri.
Semoga, mbak, semoga. Semoga Tuhan memberikan takdir terbaik untukmu. Semoga dengan sakitmu, engkau menjadi orang yang lebih banyak diampuni dan dikasihi oleh-Nya. Apa pun hasil akhirnya, setiap orang akan mati kan? Semoga engkau diberi kekuatan untuk hidup, pun jika hidupmu berakhir, engkau mati dalam keadaan baik, khusnul khotimah. Aamiiin


Sifat pertemanan yang baik itu perlu dipelajari. Kenapa aku bilang gitu? Karena hari ini aku mempelajari salah satunya, kesetiakawanan.
Aku memahami dengan baik bahwa diriku adalah orang yang tidak masalah melakukan apa pun asalkan itu juga bermanfaat untuk diriku. Seperti sore ini, setelah operasi selesai kami harus pergi ke rumah makan Joyo untuk memesan nasi kotak demi penutupan stase anestesi kami besok.
Hujan turun begitu deras. Kami terhenti di pos satpam, berdiri menunggu air merambati baju dan badan kami dari bawah. Aku pun berinisatif untuk melakukannya sendiri, karena memang menurutku tubuhku kuat, ga gampang sakit. Jadi kumintalah Nike dan Arum pulang.
Mereka ga mau ternyata. Malah mereka ingin menemaniku hujan-hujanan, mengenakan mantel masing-masing. Aku terdiam. Sebenarnya aku ingin membantah, sudahlah, aku sendiri juga ga masalah, toh yang penting tujuan kita tercapai, pesanan bisa dibuat, dan besok makanan diantar. Aku khawatir mereka sakit, atau mereka kenapa-napa jika memaksakan diri.
Pahit-pahitnya kalo aku yang sakit, kan mereka berdua besok bisa gantian bantu aku jika banyak operasi, bukan malah kita bertiga ambruk, tepar.
Tapi ternyata mereka keras kepala. Yasudahlah. Mari kita hujan-hujanan bertiga. Di tengah jalan, aku berpikir, beruntungnya aku. Aku tak merasa sendirian. Memang aku tahu aku bisa menyelesaikannya sendiri. Namun dengan bertiga seperti ini, rasa sepi itu bisa hilang. Di luar boleh dingin, tapi hatiku terasa hangat. Inilah pertemanan. Karena hanya dengan kehadirannya saja bisa mengusir kesepian di hati.
Melakukannya sendiri memang lebih praktis, tapi sekali-kali seperti ini pun boleh juga. Aku merasa waktu melambat, rasa senangnya berbeda. Hahaaa. Happyyy.
Di lain kesempatan, Arum dan Nike pun membuatku belajar tentang arti teman. Malam sebelumnya aku ikut operasi cito hingga pukul 11 malam. Tetapi aku masih bisa tidur cukup, hampir 5 jam. Bangun pun rasanya segar. Namun ketika aku berangkat ke rumah sakit, kedua temanku, Arum dan Nike menyuruhku ke kantin saja. Duduk-duduk. Haha. Aku geli sekali dengan permintaan mereka. Cuma melek sampai jam 11 malam saja kan hal yang biasa, kok bisa jadi ga dijatah follow up gini. Aku masih kuat kok, sanggahku. Kami sempat berbantah-bantahan. Mereka tetap kukuh memaksa. Namun aku mengalah. Aku sadar, jika aku menjadi penurut, mengikuti permintaan mereka, mereka tentu merasa puas dan senang. Tidak merasa tawaran pertolongan mereka ditolak. Lalu pergilah aku ke kantin.
Di kantin, aku berpikir, beginilah pertemanan. Ada kompromi. Ada pertolongan. Ada kebersamaan. Adanya mereka saja sudah membuat duniaku sedikit berbeda. Adanya mereka membuatku merasa wajar bahwa terkadang kita boleh merasa lemah dan membutuhkan pertolongan. Mereka memaksaku menjadi manusia, bukannya mesin seperti aku selama ini. Yang selalu bekerja tanpa kenal lelah.
Terima kasih.
Aku mengerti seperti apa teman yang baik dari cara kalian memperlakukanku. :). Aku akan terus belajar. Semangat Anna. I know you can.


Ngenes. Kata pertama yang terbersit dalam pikiranku ketika melihat Pak Ustadz masih duduk sendirian pukul delapan malam tadi.
Gimana enggak, seharusnya jam 7.45 lah padepokan malam ini dimulai. Tapi hingga 15 menit aku sengaja datang telat pun, aku tetap jadi peserta pertama yang datang.
Sebegitu acuhnya kami, para koas terhadap hal2 berbau keislaman, padahal basicnya adalah kampus islami.
Entahlah.
Anyway, aku punya statement bagus nih. Bahwasanya gak ada hubungan yang berhasil jika kita tetap mempertahankan 100% standar kita. Harus ada yang mengalah, memaklumi. Yang harus melakukan itu tentu kedua belah pihak, bukan hanya salah satunya.


Hai Anna. Bagaimana hidupmu hari ini? Aku ingin kamu membaca suratku untukmu. Ini adalah surat perdana setelah dua puluh satu tahun kita bersama.
Aku merasa aku mencintai kamu lebih baik, sekarang. Kamu adalah seseorang bernama Anna. Yang sering mencoba hal-hal baru, melakukan kekonyolan, dan menghabiskan waktu dengan belajar menjalani hidup dengan baik.
Aku mencintai kamu dengan lebih baik, artinya aku mencoba memperlakukanmu dengan baik, seminimal mungkin membuang-buang waktumu untuk hal-hal yang kurang bermanfaat, memperlakukan orang-orang di sekitarmu dengan hangat, dan mencintai keluarga serta sahabat-sahabatmu.
Aku membuat jadwal untuk kau lakukan, meskipun terkadang kau mangkir dari kewajiban menjalankannya. Aku mencoba menjauhkanmu dari virus merah jambu, mengabaikan pesan-pesan dan sinyal-sinyal dari lawan jenis, kujelaskan padamu, belum saatnya kamu menanggapi semua itu. Aku memberikanmu mimpi untuk kau kejar, kutahu kau cocok dengan mimpi kali ini, aku pasti akan membantumu meraihnya.
Aku mencintai kamu lebih baik, sekarang. Artinya aku memberimu kesempatan untuk mendekatkan dirimu kepada Tuhan dengan lebih baik. Aku berusaha membuatmu tetap berada dalam zona ibadah rutin dengan mengaji satu juz per hari, agar kau tak kehilangan komunitas mengajimu itu. Aku menyiapkan mukena terusan meskipun harganya murah, tapi aku tahu mukena itu representatif terbaik dari kehadiran ibumu, yang selalu kau rindukan.
Aku menuliskan banyak motivasi berbahasa Inggris pada sebuah buku kecil bersampul batik, lalu membacanya setiap kali kamu sedang berada pada semangat terendah, agar kamu bangkit lagi. Aku membuat bisnis sepatu dan tas rajut agar kamu belajar menghargai orang lain yang bekerja bersamamu, mengerti arti uang sesungguhnya yang bisa jadi sangat penting bagi orang-orang yang membutuhkan, dan memahami bahwa kerja keras selalu ada di setiap kerja cerdas. Dan sekarang aku membuatmu menjadi guru les privat, lagi, karena aku merasa kamu membutuhkan kegiatan yang bisa menyalurkan keinginanmu bermanfaat bagi orang lain, mengajari mereka, dan mempengaruhi mereka.
Aku mendownload banyak ebook berbahasa Inggris, lalu membuat satu folder berjudul ebook kedokteran dengan puluhan subfolder yang menghabiskan puluhan gigabytes, karena aku tahu kamu harus belajar yang rajin. Ingat mimpimu kan? Kejar itu bersamaku.
Aku menjanjikan fisik yang selalu prima agar kamu bisa beraktivitas semaksimal mungkin, menjalani hari-hari penuh makna setiap saat. Pun aku berusaha membuatmu makan menu-menu yang bergizi, meskipun terkadang kamu bandel, tetep makan junk food. Boleh, asal jangan keseringan ya, Anna. Kamu tahu semua ini karena cintaku padamu kan?
Aku membuatmu belajar renang, karena aku tahu kamu butuh olahraga, kamu harus lebih bugar, kamu harus bisa renang. Kebayang kan di masa depan, kemampuan renang ini akan membantumu dan orang lain dalam kondisi-kondisi tertentu, aku hanya ingin membuatmu berkapasitas sebagai penolong kelak.
Aku pernah, sering malah, membuatmu kepanasan, kehujanan, hampir kecelakaan di jalan, dan kamu menelannya sendirian. Aku hanya ingin membuatmu lebih tegar dan kuat. Bahwasanya terkadang kita memang sendirian, benar-benar tanpa bantuan. Saat itulah akal sehatmu seharusnya bisa berpikir jernih. Semua hal buruk hanya berlangsung singkat, sesingkat masa 20 tahun yang telah lewat. Rasanya cepat kan? Dan pada akhirnya kamu tetap baik-baik saja kan?
Rasanya sudah lama sekali aku merasa kamu jauh. Sekarang aku merasa kamu lebih dekat, lebih baik. Aku memaafkan kesalahan-kesalahanmu di masa lalu, aku memakluminya. Karena kamu sedang belajar, dan saat ini pun demikian. Kita akan selalu berubah, aku harap perubahan itu menuju arah yang lebih baik. Aku akan membersamaimu, agar kamu tak kesepian. Agar kamu tak lupa, selalu ada aku yang mendukungmu dalam kebaikan.
And i think i love you better now. :). Semangat, Anna. I know you can.

With faith,
Me.


Alhamdulillaah udah satu setengah taun aku ikut one day one juz atau odoj. Aku tergabung dalam odoj 808 dari dulu sampe sekarang enggak ganti2. Seneng sih, alhamdulillaah. Bisa dapet pengingat akhirat free dari forumnya, bisa termotivasi ngaji tiap hari selama ini. Tapi aku sempet kaget karena di luar sana, banyak yang memandang sebelah mata tentang adanya kegiatan semacam ini.
Katanya gini, duh apaan sih odoj. Kan bikin ngajinya terburu2 karena dikejar deadline. Ngaji jadi nggak khusyuk.
Ada lagi yang bilang, duh odoj bikin waktu tersita, nggak sempet deh sehari satu juz.
Padahal, kalo boleh sharing, ikutan odoj ini bikin aku berlipat kali lebih baik dalam segala hal. Aku ngerasa aku yang dulu bukan aku yang sekarang. Eaa kayak lagu aja. Haha.
Gimana enggak, dari yang jaman ngaji sehari selembar, trus kadang nggak ngaji, bikin skills ngajinya menurun. Setelah ikut odoj, secara alamiah, kemampuan mengajiku semakin lancar. Karena sehari ngajinya banyak, kegiatan2 ga penting jadi berkurang. Karena kegiatan gak penting berkurang, jadwalku padat dengan aktivitas positif. Perlu kudefinisikan kegiatan gak penting itu seperti chatting2 gitu, hang out, nggosip, ngelamun, tidur, dll. Kegiatan positif seperti berpikiran positif, nyuci nyetrika, nulis, baca buku, belajar, bantu temen, jadi orang yang menyenangkan, ga gampang marah (eh masih dink kadang2), dll.
Hohoho. Taun ini pun kuawali dengan meningkatkan motivasi mengaji supaya tetap istiqomah berada di odoj. coba ya, ada grup onot alias one night one tahajjud gitu, biar ada yang bangunin n memotivasi tahajjud. Hhu. Masih sulit bangun malam nih. Kayaknya karena seharian kecapekan stase anestesi deh. Moga stase berikutnya bisa lebih longgar, biar bisa tahajjud rutin. Aamiiin.
Semangat anna. I know you can.


Adakalanya, cinta itu menyakitkan, pun adakalanya ia membawa ceria dan bahagia. Begitu pula pada cerita yang terjadi di sekitarku.
Yah, dari kisah2 di sekitarku, aku jadi paham, bahwasanya di dunia ini kita ga bisa mendapatkan semua yang kita inginkan. Tapi tentu ada pelajaran dari semua usaha-usaha itu. Seorang laki-laki yang biasanya mudah bosan dengan wanita, pada akhirnya akan merasa menemukan wanita yang akan ia jadikan pelabuhan terakhir. Ia akan berusaha semaksimal mungkin, bahkan hingga tetes keringat darah terakhir.
Namun jika kenyataan berkata lain, penerimaan itu seharusnya sudah disiapkan sejak awal kan?
Mungkin dari hal-hal semacam inilah lahir istilah cowok brengsek, ga bener, pemberi harapan palsu, atau sejenisnya. Karena cowok yang ditolak cewek biasanya akan mencari korban baru untuk dijadikan pelarian alias pelampiasan kekecewaan. Kenapa sih mereka enggak berpikir bagaimana kalo tuh cewek ada di posisi mereka, ditolak dan diphp-in?
Seenggaknya aku udah nyoba ngingetin kayak gitu, tapi dijawab, biar ikut ngerasain.. zzz. Apa-apaan coba. Okei aku sebagai temenmu, paham, kalo kamu tuh menderita, disakitin, dan ngerasa di.phpin cewek.. but, membalas dengan cara yang sama tapi kepada orang innocent, menurutku ga ada keren-kerennya. Fyuh.
Gimana dong?
Bagaimana pun, rantai balas dendam semacam ini harus dihentikan. Aku cuma kasian kalo ada cewek yang trauma dengan laki-laki hanya karena cowok enggak bisa menempatkan cara balas dendamnya dengan baik.
Tuh cowok tau kan, dia ditolak cewek karena cewek itu ngerasa trauma sama cowok? Kenapa dia menambah daftar panjang cewek yang trauma sama cowok?
Dia bisa melakukan hal yang lebih baik. Love is just a thing. Cinta itu cuma sesuatu. Ada banyak hal untuk menunjukkan kepada dunia betapa kita tuh emang menawarkan cinta yang baik, misalnya dengan menjadi dokter yang baik, membantu orang, membangun peradaban, dll. Ya kan? Duh, trus gimana dong? Aku pengen banget mencegah temenku itu biar enggak nyari korban baru. Aku tahu dia orang baik. Makanya aku gak pengen opini negatif tentang dia yang bosenan tuh semakin kuat pembenarannya. Apalagi cewek yang nolak dia tentu ngerasa menang karena ternyata ketakutannya itu benar.
Kan ga enak banget denger dia uda ganti mangsa setelah ngejar cewek sebelumnya. Lebih ga enak lagi kalo aku niat bantu dengan bilang, dia itu cuma lagi kesepian dan butuh pelarian, malah memperkeruh pendapat orang aja.
Sebenarnya menurutku, lebih keren kalo dia tuh enggak nyari mangsa,trus fokus sama dunia positifnya, tapi engga bilang kalo move on. Itu malah bikin tuh cewek salut, maybe sih. Yah, aku cuma bisa berdoa deh. Semoga dia baik2 aja, semoga ga ada yang dia sakiti. Aamiiin


Aku bersyukur, karena Allah mengingatkanku dengan cara yang indah dan cepat.

Semalam hingga pagi tadi, aku masih merasa sedih tentang kakakku. Namun ketika aku bercermin, aku terganggu dengan sesuatu yang menempel di cermin. Tak sengaja kuperhatikan, ternyata itu adalah tulisan. Muthia, teman sekamarku, membuat pesan untukku, ditempel dengan sticker warna biru tua bergambar anak laki-laki yang lucu. Kata-katanya seperti ini,”Buat Anna. Bad day is not a bad life. Kamu gak sendirian. There are us.”

Aku tersentuh banget. Gimana enggak, rasanya aku dihargai dan dipedulikan. Lalu aku menjalani koas anestesi seperti biasa. Kebetulan aku mendapat pasien wanita, berinisial Ny. S yang harus kuawasi selama operasi. Yang membuatku tertegun, pasien ini masih muda, berusia 30 tahun. Badannya kurus kering dengan lapisan lemak nyaris tidak ada, digerogoti oleh penyakitnya selama ini. Perutnya membesar dan keras seperti ban. Setelah dibuka, tampak tumor dan metastasis kanker di mana-mana, di dinding perut, di lapisan luar usus, dan di organ-organ lain. Dokter pun menyatakan bahwa kanker yang diderita pasien ini sudah tahap lanjut, tidak dapat dioperasi, dan prognosisnya tidak terlalu baik. yang bisa dilakukan hanyalah membuat kolon buatan dengan kolostomi. Semoga dengan ini, akhir hidup pasien bisa lebih nyaman.

Aku tersadar bahwa tak ada gunanya aku bersedih atau marah pada kakakku. Eksistensinya dan kata-kata kejamnya adalah suatu pelajaran yang seharusnya kusikapi sesuai teori yang kupelajari. Bahwa aku harus bersabar, aku harus bisa menerima dan memahami, jika kakakku pun barangkali sedang belajar menjadi seseorang yang lebih baik. aku tidak ingin mempermasalahkan ia yang sekarang karena aku berharap masih bisa melihatnya esok dan seterusnya, dengan perubahan cepat atau lambat.

Bagaimana pun ia adalah kakakku, mau atau tidak. Ia pun sedikit banyak telah berjasa dalam kondisiku sekarang. Dan aku tahu, di masa mendatang ia mungkin akan melakukan sesuatu untukku.

Baginya kata maaf bisa jadi tidak penting. Aku harus terbiasa dengan itu. toh tanpa ia minta, sudah sewajarnya aku memaafkannya, bukan demi dia, tapi demi aku dan hatiku, agar aku bisa berdamai dengan kesedihanku dan menjalani hidup sebaik mungkin dan merasa bahagia.

Begitulah.

Aku bersyukur atas perhatian-Mu, ya Allah.


Hari minggu kemarin adalah my perfect day. Senang dan duka datang silih berganti dalam jeda tipis. Gimana enggak, paginya masih hepi hepi hepi, sorenya bad banget. Pagi jam 5 aku bertolak dari Salatiga menuju Jogja, Alhamdulillah jalanan sudah ramai. Aktivitas kehidupan mulai menyala. Dingin menggigit tulang, kabut memeluk puncak-puncak bukit, dan kota masih tampak bercahaya dari atas sana. Aku sampe rumah jam setengah delapanan, sebelumnya mampir dulu ke kosannya Triya, mengembalikan amanah rok darinya. Sampai rumah, aku kangen-kangenan sama keluarga dulu, becanda sama dek Huda, seneng banget bisa pulang setelah seminggu berkutat dengan dunia koas yang menuntut perhatian penuh.

Setelah itu aku pergi ke rumah Bu Warni untuk mengurus tas, alhamdulillaah tasnya selesai banyak dan bagus-bagus pula. Tapi Bu Yus lagi sakit jadi nggak ada tas yang selesai dijahit. Gak kecewa sih, aku bisa maklum soal itu. Trus di rumah ibu pamer kalung 20 gramnya, cieh gaya banget ibu nih. Kalung mahalnya dipinjemin ke aku, trus enak gitu, nempel banget di leherku. Haha.

Aku juga dapet pinjeman buku anestesi terbitan dokter dari RS Panembahan Senopati tempat koas kakak. Lumayanlah ada bahan untuk belajar. Siangnya aku ke rumah dosenku yang mau beli tas, alhamdulillaah laku tiga tas. Hoho. Lumayan banget lah hepi.

Aku belajar untuk bersyukur, karena hal-hal baik dan buruk yang hadir dalam kehidupanku tidak ada yang sia-sia. Semuanya adalah caraku untuk belajar, untuk menjadi lebih baik dengan pemikiran yang dinamis. Sore itu aku bercerita pada kakak tentang upayaku membantu dia namun salah orang. Jadi ceritanya ada mr. x yang tampaknya laki-laki idaman, sholeh, berkenalan dengan kakak di media sosial. Aku pikir, tentu baik sekali jika perkenalan ini berlanjut. Dengan antusiasme seorang saudara, aku ingin membantu memberikan informasi tentang kakakku seandainya mr.x ingin mengetahui sesuatu tentangnya. Tapi ternyata aku salah orang, karena dua suku nama depannya sama, namun nama belakangnya berbeda.

Reaksi kakakku? Katanya, sekali lagi aku berani mencampuri urusan kehidupannya, dia akan mengikatku di pasar dan meneriakiku pelacur. Katanya aku Cuma bikin malu dan menurunkan harga dirinya. Dengan nada keras, dia mengucapkan kata-kata yang unbelievable. Haha. Hebat sekali.

Pelajaran buatku, bahwasanya ada orang yang memiliki double standards. Bagaimana tidak, kepada keluarga dia bersikap begini, namun kepada orang lain dia bersikap begitu. Bukan berarti karena kita bersaudara, aku harus bisa menelan semua kata-kata kurang ajarnya. Bukan berarti karena kita saudara, aku jadi harus memaklumi semua sikap immature-nya.

Apa gunanya sekolah hingga S2 jika emosi aja masih seenak udel keluar, jika amarah masih semudah itu terpicu, dan tata krama berbicara masih sekasar itu, serta sikap merendahkan orang lain masih seperti orang ga sekolah.

Aku ga bilang aku bebas dari salah. Tentu aku pun punya banyak salah ke dia. Mudah bagiku untuk meminta maaf. Apa salahnya meminta maaf setelah kita mungkin menyakiti hati orang lain? Okelah, ada teori bahwasanya gelas pecah tidak akan utuh hanya dengan sekadar maaf, tapi mengucapkan maaf setelah cekcok masih lebih baik daripada tidak sama sekali kan?

Dunia kami dibatasi oleh jurang yang disebut komunikasi. Kapan aku bisa berkomunikasi dengan wajar sama dia? Niatku becanda aja dianggep serius, menyinggung perasaan. Alamak. Aku mencoba bersikap sewajarnya seperti teman, becanda, tapi yang ada malah emosi. Yasudahlah. Mungkin memang jurang itu terlalu sulit untuk dijembatani. Dia tidak pernah bisa memposisikan dirinya sebagai aku, yang dia inginkan hanya dimengerti dan dimengerti. Tapi jelas aku juga males ngertiin orang kayak gitu jadinya. Hehe. yasudahlah kita hidup sendiri-sendiri saja. terima kasih.


Semua orang berhak merasa lemah. Hak itu kadang kuambil dalam masa-masa tertentu, kusebut itu PMS. Saat-saat aku begitu sensitif mendengar orang bercanda kepadaku, padahal biasanya aku santai-santai aja diejek dan dibully. Akhirnya yang kerasa imbasnya siapa lagi kalo bukan teman-temanku itu. mereka sampe ngerasa nggak enak gara-gara aku bikin tulisan di blog.

Kalo aku lagi PMS tuh emang beda dari waktu-waktu biasa. Dan PMS tu sindrom yang eksis banget dalam kehidupanku. Saat-saat nunggu dateng bulan gitu, emosiku sering naik turun. Manic dan depresinya muncul dalam bentuk yang aneh. Aku sering mudah tersinggung, labil, blur banget lah. Ati-ati deh orang yang ada di dekatku, bisa kena semprot atau kena statement yang yah nyelekit. Hahaha.

Dan setelah masa PMS itu berlalu, aku sering dapet komplen dari teman-teman, kok kamu sensitive banget sih bla bla. Dan aku punya kalimat sakti yaitu semua orang berhak merasa lemah. Hoho. Saat aku merasa lemah itulah aku merasa butuh dukungan, butuh telinga lebar buat nampung unek-unekku, dan butuh hati yang lapang dan jembar buat nadahi kata-kataku yang sentimental. Yah, harap maklum. Namanya juga lagi PMS.


Aku merasa menuliskan apa yang terjadi pada hidupku membuatku lebih bijaksana. Kebijaksanaan tercermin dalam laku yang mewujud atas dasar pemikiran sebelumnya. Bagi orang-orang yang bijak, berpikir dalam tenggat waktu milisekon mungkin-mungkin saja, sehingga segala hal yang dilakukannya penuh perhitungan.

Setelah kupertimbangkan, ada baiknya perasaan yang kurasakan kepada lawan jenis sebaiknya hanya  aku sendiri yang tahu, dan tentu saja leptopku ini. Intinya, aku senang sekali bisa ketemu sama x hari ini. Aku melihat sosoknya, yang dulu tuh di pikiranku isinya Cuma laki-laki penuh kekurangan, tapi sejak kapan entah aku sendiri gak tau, di mataku dia tampak manis. Huek. Hahaha.

Jijik banget gak sih bahasaku. Oh iya tadi aku juga ketemu pasien ganteng yang dioperasi di mata kaki luar sebelah kiri. Haha. Besok dah gak tak follow up deh, padahal guanteng rek. Wkwk.

Yang bermakna hari ini adalah anestesi. Anestesi ini begitu melelahkan, baru hari pertama aja dah kayak mau copot kakiku, butuh diservis deh. Padahal jujur nih dulu-dulu kalo liat kerjaan anestesi, agak tak remehin, soalnya kerjaannya kayaknya sepele, simple. Wooh tapi ternyata seorang anestesiologis tu harus all out, yah sama seperti spesialis di ruang operasi yang lain.

Hal lain yang menjadi perhatianku hari ini adalah aku banyak melakukan kekonyolan di ruang operasi. Mulai dari salah nyolokin infus, trus lola banget, salah pencetlah, dll. Pokoknya kikuk banget, dan alam bawah sadarku berusaha memaklumi bahwa ini semua terjadi karena aku sudah lama tidak masuk ke ruang operasi. Hal ini berimplikasi banyak hal dalam hatiku, di masa depan, aku mungkin akan semakin asing dengan ruang operasi, padahal aku ngerasain di sini tuh seru banget. Banyak hal yang bisa aku gali, aku rasain, aku peroleh, nggak membosankan lah, amazing, tapi ya capek.

Seneng deh, hari ini aku bisa ngaos satu juz. Alhamdulillaah. Em.. hal positif lain yang terjadi hari ini adalah jualanku pada laku. Selain itu, aku bersyukur bisa menjadi dokter muda, bisa hidup sehat sampai sekarang, bisa memiliki beragam kegiatan seperti sekarang. What a life. J

Kayaknya besok bakal lebih seru. Aku berjanji pada diriku untuk menikmati setiap detik kehidupanku. Wong aku ga tau sampe kapan Allah mempercayakan bumi dan seisinya ini untuk kunikmati. Jadi aku akan menjalani semua ini dengan sebaik-baiknya, seoptimal mungkin, berbuat baik pada sesama, banyak bersyukur, dan antingeluh. Terima kasih ya Allah, atas segala hal yang justru membuatku belajar, dan bertambah kuat. Terima kasih ya Ibu dan Bapak, atas segala kondisi dan situasi yang justru membuatku makin tegar dan tabah. Terima kasih semuanya. Aku bahagia dengan hidupku, dan aku akan terus hidup sebaik-baiknya. Bismillaah. Temani aku yaa. J

 


Malam ini hujan turun begitu deras. Tak putus sejak pagi tadi. Aku sendiri sudah merasakan kok, berada di bawah hujan selebat ini tuh kayak dihujani dengan batu kerikil yang tajam, sakit di kulit, dan dingin. Tadi siang waktu pulang dari Wonosari, kulitku sampe perih gara-gara dibombardir butiran air ini. Lantas malam harinya, dengan hujan yang masih deras bahkan sampe banjir-banjir, aku jadi kepikiran bahwa banyak orang di luar sana yang tidak bisa menyelamatkan diri dari kondisi ini.

Sudah sepatutnya aku bersyukur. Tentu sewaktu aku kehujanan tadi, rasanya inferior banget, harus tegar banget, mana jalan berkabut tebal, jarak pandang terbatas, dan badan basah semua, gak ada efeknya pake mantel hujan, menurutku. Tapi pada akhirnya aku bisa selamat, dan bernaung di bawah atap rumah, melingkungi diri dengan selimut, makanan penghangat perut, dan kasur empuk. Kalo kubayangin, di luar sana banyak yang nggak punya kendaraan sendiri, banyak yang ga punya jas hujan, banyak yang gak punya rumah layak huni, rasanya sedih banget. Trus jadi keinget, apa mungkin yang bisa kulakuin untuk mereka. Di sinilah aku bersyukur karena aku sedang menempuh jalan yang mulia. Jalan untuk menjadi dokter. Jalan yang memampukanku membantu orang lain, jika aku berusaha sejak sekarang agar menjadi dokter yang baik.

Semoga kelak aku bisa menaungi hati-hati yang kedinginan, dan kemudian hari aku mampu memayungi fisik-fisik yang kehujanan dan kedinginan dengan gratis. Aamiiiin. J

Makanyaa Anna, belajarlah dengan rajin. Fokuslah pada tujuan besarmu itu. semangatlah. Bacalah dengan niat yang tulus dan murni.  Bertindaklah dengan hati nurani. Lakukan dengan cinta. I know you can.

 


Alhamdulillaah. Tahun ini diawali dengan mandi jam 1 dini hari. Bukan apa-apa, sebenarnya aku ketiduran dari jam 7an, ga sempet mandi. Kebangun gara-gara suara jeder jeder kirain sungai sebelah kos meluap. Fyuh. Ngagetin aja. Trus nyempetin ngaji, berdoa, sholat.. rencananya mau belajar, eh akhirnya tidur lagi. Bangun-bangun bingung mau ngapain, akhirnya iseng-iseng jalan santai biar sehat. Kebayang resolusi 2015 nih yang pwngen ngebiasain olahraga supaya langsing. Haha. Sampe depan RS, ngeburjo bentar sambil merhatiin suasana RS dan sekitarnya. Aku baru sadar kalo spot yang ga pernah berhenti beroperasi 24 jam x 365 atau 366 hari ya rumah sakit. Mana pernah RS ga da pasien, mana pernah RS ga da perawat atau dokter, sekitarnya terkena imbasnya deh, jadi 'hidup' bahkan sejak dini hari, mulai dari penjual air panas, bubur, burjo, nasi, gorengan, dll, hanya demi mengimbangi lalu lintas kehidupan RS.
Perjalananku berlanjut ke pasar. Habis bingung mau ke mana. Lapangan pancasila sepi, adanya sampah kertas karcis habis acara semalam. Sampe pasar, aku terpana. Hoho. Lha tetep rame gitu padahal kan aku kira bakal sepi, soalnya semalem sebagian besar manusia melek mandangin kembang api atau ngadain acara, kecuali aku sih yang milih tidur. Banyak banget orang jualan di hari sepagi itu. Banyak juga orang berbelanja. Kukira memang setiap orang bersemangat menjemput rejekinya bahkan ketika tanggalan berwarna merah. Aku muter-muter aja keasyikan ngeliatin hiruk pikuk pasar. Akhirnya aku berhenti di salah satu penjual sayuran. Eh, ada pembeli yang ngasih penjualnya roti biskuit bungkus lalu bicara dalam bahasa Jawa.
"Beli cabe dan tomat, tukar dengan biskuit ini ya."
Pedagangnya oke aja. Oh aku baru tahu sistem barter masih umum digunakan di pasar. Dan bayangkan, mata uang terkecil yang bisa kita pake belanja tuh 500 perak. Beli cabe 500 bisa, tomat 500 bisa, bawang putih 500 bisa. Serba 500 banyak banget yang masih bisa kita dapetin. Yang sangat kusayangkan, ada pengemis yang menurutku tega banget minta uang secara cuma-cuma. Apa ya enggak malu ngeliat orang lain pada banting tulang kerja cari duit mungkin jumlahnya sama, tapi caranya lebih bermartabat? Kalo aku sih malu. Lha jelas banyak lapangan pekerjaan kok sebenarnya kalo si pengemis itu mau usaha dikit. Ckck.
Kegiatan setelah itu? Masak-masak dunk. Kan aku punya resolusi 2015 berupa masak makanan minimal 10 jenis. Yess tercapai 1. Masih ada 9 kali lagi supaya mission accomplished. Hhe. Semangaaat annaa.

Don't Ever Forget Why You were Born to This World!

Remember Your Creator, Your Majesty, Your Almighty, Your God, ALLAH in every single second you have. .