Terkadang, mantan menjadi kenangan terindah yang membuat kita galau bertahun-tahun, atau mencari-cari sosok serupa pada diri orang-orang yang datang silih berganti. Seyogyanya sebelum kita memutuskan menikah dengan seseorang, ada baiknya kita melupakan kisah dan perasaan terdahulu, agar tidak menyakiti kedua belah pihak. Berikut adalah langkah move on:
1. Bersihkan jiwa dengan memohon ampun pada Allah, atas dosa-dosa kita, atas perasaan yang tidak semestinya, maupun sikap dan laku kita yang tidak sesuai dengan tuntunan
2. Kubur semua kenangan masa lalu dengan membuang semua benda kenangan yang mengingatkan kembali tentang dia, jika barang tersebut terlalu berharga, bisa kita simpan, atau kita berikan kepada orang lain, atau kita jual saja
3. Buang rasa penasaran untuk mengetahui kondisinya, karena bagaimanapun hal ini adalah salah satu bentuk perhatian yang tidak semestinya
4. Buang persepsi "cinta tak mesti memiliki", "jika ia bahagia aku pun bahagia", " cintaku hanya untuknya", karena hal ini dapat memicu adanya harapan-harapan yang semu
5. Jangan pernah membandingkan kelebihan atau kekurangan dia dengan siapa pun, apalagi dengan orang yang sudah menjadi pasangan kita
6. Hindari interaksi dan komunikasi dengan dia dalam berbagai bentuk
7. Temukan kebahagiaan dengan orang2 di sekitar anda sekarang
0
comments
Posted in
Labels:
story,
thoughts
I start to understand that LOVE isn't as complicated as it seems. Cinta adalah kata kerja aktif. Artinya, kitalah yang melakukan, yang merasakan, yang berjuang untuk itu. Berhentilah berpikir tentang untung rugi, terbalas atau tidak. Allah saja mencintai kita tanpa peduli kita akan membalas dengan proporsional atau tidak. Ibu kita pun tak peduli, kita akan membalas semua jerih payah cintanya dengan setara atau tidak (yang pasti, tidak akan pernah bisa sebanding).
Banyak orang berkata, cinta jaman sekarang tuh banyak syaratnya. Tanpa sadar, kita berpikir tentang: I'll love you if you love me too. I'll be friend with you if you do me a favor, or if you treat me well. Padahal setiap orang punya standar mencintai dan memperlakukan-dengan-baik yang berbeda-beda. Love doesn't mean i do what you want me to do exactly. Nope. It's a free air, an unclassified expression that varies unconditionally. It's not a bak-buk matter (bak-buk adalah impas, -red). Jangan melulu berpikir tentang take and give. Kalo ngasih, yaudah ngasih aja, lupain kayak kamu nglupain upil yang kamu cari susah payah cuman untuk kamu buang.
Beranilah mencintai tanpa syarat. Kepada ibu, bapak, diri sendiri, bahkan lumut yang berfungsi sekedar memberi aksen hijau pada tanah basah. It's a universal language. Be brave to believe that it's ok if the other side doesn't love us, we'll keep our feeling safe.
0
comments
Posted in
Hujan.
Kukira hujan masih malu-malu mengijinkan tetesannya jatuh ke bumi. Ternyata tidak. Malam ini hujan tumpah begitu deras. Aku terbangun dari tidur tanpa mimpi karena kerasnya suara air yang beradu dengan tanah. Kusibakkan selimut hangat yang melingkungi tubuhku. Lalu kuberjalan ke arah kursi favoritku, duduk di sana dengan tangan memeluk kaki, memikirkan kesendirian.
Sendiri. Ya. Aku selalu merasa sendiri. Dalam hiruk pikuk kesepian, pun dalam sunyi senyap keramaian. Satu-satunya alasan yang membuatku tetap bertahan dalam kesendirian adalah rasa takut.
***
....
(What's the point?)