Berhubung kemarin aku mual dan muntah, rasanya pengen berbagi sedikit ilmu yang kuadaptasi dari buku Fisiologi Kedokteran Guyton.
MUAL
Mual biasanya kita rasakan sebelum muntah. Menurut Guyton, mual adalah pengenalan secara sadar terhadap eksitasi bawah sadar pada daerah medula yang secara erat berhubungan dengan atau merupakan bagian dari pusat muntah. Mual juga dapat disebabkan oleh 3 hal:(1) impuls iritasi yang datang dari saluran pencernaan, (2) impuls yang berasal dari otak bawah yang berhubungan dengan motion sickness, (3) impuls dari korteks serebri untuk memulai muntah.
Namun muntah juga kadang terjadi tanpa diawali mual loh, itu membuktikan kalo cuma bagian2 tertentu dari pusat muntah yang berhubungan dengan pusat mual.
MUNTAH
Masih dengan Guyton, ia mendefinisikan muntah sebagai suatu aksi saluran pencernaan untuk membersihkan dirinya sendiri dari isinya ketika hampir semua bagian atas saluran pencernaan teriritasi secara luas, sangat mengembang (distended), atau bahkan sangat terangsang.
Distensi yang berlebihan atau iritasi duodenum nyebabin terjadinya rangsangan khusus yang kuat untuk muntah. Oke, di saluran pencernaan terutama lambung ada dua saraf yang kerja, yaitu simpatis n vagal. Impuls lalu ditransmisikan baik oleh saraf aferen vagal maupun oleh saraf simpatis ke pusat muntah bilateral di medulla. Di mana letak pusat muntah? Letaknya di dekat traktus solitarius setingkat nukleus motorik dorsalis vagus.
Oke. Setelah si impuls diolah oleh pusat muntah, impuls disalurkan ke saraf motorik yaitu saraf kraniales 5 (trigeminus), 7 (fasialis), 9 (glossofaringeus), 10 (vagus), dan 12 (hipoglossus) menuju saluran pencernaan bagian atas (lambung, esofagus). Selain lewat saraf kraniales, saraf motorik yang berperan adalah saraf spinalis, yang menuju diafragma dan otot abdomen.
Penyebab muntah tuh macem2, bisa karena rangsangan psikis seperti bau ga enak, perubahan gerakan tubuh mendadak, hamil, atau makanan yang mengiritasi saluran pencernaan, obat2an, dll.
Gimana terjadinya muntah? Awalnya terjadi gerakan antiperistaltik usus alias gerakan peristaltik yang kebalik. Normalnya kan peristaltik tuh ke bawah, klo orang yg mau muntah tuh gerakan peristaltiknya ke atas. Lalu kita akan bernapas dalam, tulang lidah dan laring kita naik ke atas untuk menarik sfingter esofagus atas supaya terbuka, lalu glotis tertutup, kemudian palatum mole (langit2 mulut yang lunak sebelah belakang) juga terangkat untuk menutupi nares (rongga hidung) posterior. Selanjutnya, muncul kontraksi kuat dari bawah diafragma dan otot dinding abdomen, akibatnya terjadi peningkatan tekanan intragastrik alias perut kayak diperes. Akhirnya sfingter esofagus bawah jadi berelaksasi sehingga isi lambung keluar deh. .
Pustaka:
Guyton&Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. EGC: Jakarta.
0
comments
Posted in
Labels:
thoughts
Inlander adalah nama lain bangsa Indonesia berpuluh-puluh tahun silam. Mengapa inlander mengusik pikiranku?? Karena sekarang rasanya kita kembali lagi ke zaman penjajahan alias perbudakan.
Barusan aku iseng-iseng baca kisah jurnalis dan pergerakan era pra-proklamasi, di sana diceritakan mengenai banyaknya surat kabar bermunculan dan mereka dengan bangga mengusung kata 'merdeka' sebagai nama surat kabar mereka.
Namun sekarang, kata merdeka seolah nasi basi yang sudah tidak ada daya tariknya. Kita seolah lupa, moyang kita dahulu menggalang kegotongroyongan dan membuang keegoisan demi mencapai surga kemerdekaan. Tetapi sekarang kenyataannya individualistik malah semakin menjadi-jadi.
Yang dikejar hanya materi, keuntungan sepihak. Sehingga membuat gunung uang semakin memuncak saja.
Rasanya agak miris dan kasihan. Kalo aku lihat di yogya ini pembangunan gedung bertingkat-tingkat, pusat-pusat perbelanjaan semakin menjamur. namun tepat di bawah kolong bangunan itu banyak tuna wisma menggigil kedinginan dan kerucuk kelaparan sepanjang hari. Bukan kemerdekaan seperti ini kan yang kita inginkan? Pedih rasanya melihat orang2 menderita tapi kaum kapitalis berdalih bahwa mereka mengeruk keuntungan untuk menyejahterakan kaum miskin itu pada akhirnya. Dengan merebut semua kekayaan mereka lalu mengembalikan sedikit sekali dengan dalih menyantuni.
Huahh. . Apa pemerintah melakukan genocide saja ya untuk para papa itu? Kasian juga kalau mereka tetap hidup merana. .
0
comments
Posted in
Labels:
experience
Manusia sama seperti handphone, sama seperti laptop, membutuhkan sumber daya. Dan kemarin aku mengisi sumber dayaku dengan refreshing.
Apa yang kulakukan? Yeppo. . Stay at home a whole day. . Walau sorenya ngeles sih.
Dan semua janji aku batalkan kemarin. Mulai dari janji mau ngerjain penelitian di perpus, trus janji mau deposit pulsa, i choose to refresh my bored mind. .
Nonton dream high! Hehe. Drama korea yang lumayan bagus menurutku. Pada akhirnya aku jadi semangat dan lebih menyukai musik dibanding sebelumnya. Hwehehe. Baguuuus deh filmnya. So sweet. .
0
comments
Posted in
Labels:
experience
Aku lupa hari apa, yang jelas, malam itu aku mengalami kecelakaan. Bukan kecelakaan parah sebenarnya. Tapi ya parah juga sih. Bukan parah buatku, bukan parah buat si tertuduh juga. Tapi parah buat si boleng.
Oke. Nama si boleng untuk mengenang kondisi ancurnya karena sejak awal telah sering menderita fraktur, deformitas, bahkan amputasi dan transplantasi.
Kronologi ceritanya demikian.
Tersebutlah seorang wanita muda mengendarai motor dengan kecepatan rendah mendekati sedang, mengingat dia hanya menggunakan gigi dua. *gigi motor.
Lalu, secara tak disangka-sangka, motor yang ditunggangi 4 makhluk berjudul manusia muncul dari sebuah gang, dan badalaa!!
Si wanita muda mencoba untuk membelokkan arah ke tengah untuk menghindari benturan. Namun tak disangka, si motor dengan pengendara 4 makhluk juga tetap menancap gas matik mereka. Dan. . . Duaaaaassh!!
Tabrakan tak terhindarkan terjadi. Krik krik. . Tapi aku ga jatuh, aku malah nyangkut di atas motor dan mulai melorot di antara motorku dan motor si tertuduh.
Hwaa. . Toloong. . Tolooong. .
Lalu bapak2 di sekitar situ datang tergopoh2.
Motornya dimatikan dulu. Aduh ini mana kontaknya?? Bapaknya grepe2 kepala motorku.
Hyaah. . Aku langsung turun tangan. Sempat sekilas kulihat gigi motorku pada angka dua.
Lalu motor kami telah diamankan. Tau2 si nyonya tertuduh menghampiriku lalu menubrukku dari belakang dan menggendongku dengan panik.
Aduuh mbaak. . Gak papa kan? Gak papa kan?
Aduuh anakku tadi mana? Le tholee ga papa kan???
Dia malah heboh sndiri.
Aku terdiam tenang. Lalu minum air putih yang dipaksakan untuk menenangkan diri. Padahal aku uda tenang dan bete banget, bukannya pengen minum.
Lalu mulailah kecerewetan dan kesotoian si nyonya.
Waah mbaknya tadi ngebut banget saya sampe ga liat ada motor.
Dia terus saja berkata demikian sampe rasanya aku muak dan sebodo amat deh.
Lalu kujelaskan dengan tegas. Tadi gigi terakhirku gigi dua. Dan aku abis lewat belokan. Jadi ga mungkin banter lah ya bu. Tegasku.
Bapak2nya ikut menimpali. Iya tuh. Kalo banter mah uda terpelanting semua tadi. Tapi yang rusak parah motorku. Berartixsi nyonya lah yang salah.
Tapi berhubung uda malem, dan aku bener2 males buat berdebat lebih panjang, kuputuskan untuk pulang dan melupakan masalah ini. Biarlah kuikhlaskan saja, batinku.
Lalu sampailah aku di rumah, dengan rentetan pertanyaan karena sms singkatku tentang kecelakaan tadi.
Pertanyaan pertama ibu, orang yang tadi ga papa kan?
Aku menjawab dengan galau, iya ga papa.
Lalu aku menunjuk motor ringsek dan pecahan sayap motor kiriku yang pecah.
Motorku rusak, kataku lirih.
Bapakku lalu berkata, kalo ga da yang rusak tu bukan anna namanya.
Trus dilanjutin omelan ibuku yang kuterima dengan pasrah.
Lalu sekitar tiga minggu aku menaiki motor cacat tanpa sayap itu. Sebodo amat lah, batinku. Sama sekali ga canggung atau malu. Emang ini lah konsekuensi perbuatanku.
Bahkan ketika seminggu terakhir aku sibuk penelitian di kampus sampe jam 10 malam lebih, aku menepiskan kecemasan kalau2 motorku rontok satu persatu di tengah jalan.
Tapi untunglah aman2 saja.
Mungkin ibuku yang malah risi dengan kondisi kendaraanku itu. Pikirannya mungkin berlipat ganda manakala mencemaskan aku mengendarai motor ringsek di gelapnya malam. Bakal berbahaya bagi wanita sesibuk aku.
Dan setelah tiga minggu dari hari naas, ibu menjanjikan memperbaiki motorku hari ini. Hari sabtu, 23 juli 2011. Dan untuk sementara, aku meminjam motor kakakku.
Tengah hari, sms dari ibu mengejutkan hatiku.
Bunyinya begini.
Na, benerin motorny habis 738.000.
Kupikir awalnya cuma 73.800, ternyata tujuh ratus tiga puluh delapan ribu.
Aku menggigit bibir. Rasa bersalah menyeruak. Aku seperti tidak berbakti kepada ibu kalo aku merepotkan sebesar ini. Belum ibu sebentar lagi juga harus membayar spp kami 14juta.
Ahh. . Kubalas demikian.
Yauda gak usah dibenerin ga papa kok ibu.
Aku menghela napas. Lebih baik dengan motor seadanya daripada menyusahkan ibu, batinku.
Namun, tebak, sesampainya di rumah, kudapati motorku bnar2 sempurna!!!
Allaahu akbar! Alhamdulillaah!!!
Aku langsung mendatangi ibu dan mencium pipi kiri dan kanan beliau.
Huhuu. . Mengharukan sekali. Ibu memang sayang padaku. Ibu memang peduli kepadaku. I love u, mum. .
0
comments
Posted in
Labels:
experience
Hari rabu yang lalu aku main ke tamansari bersama nabila. Ini kali kedua kami ke tamansari bersama. Soalnya kemarin belum dapet 'mangsa', terpaksa hari ni kami mencoba lagi.
Ceritanya, aku ada proyek bikin artikel ash shaff rubrik travelling. Nah aku tertarik meliput tamansari karena rame banget dikunjungi turis domestik maupun mancanegara.
Kalo soal gambar mah gampang dapet dari internet. Tapi aku pengen sedikit nyleneh pake opini bule. Inilah mangsa yang kubilang tadi. Bule.
Kemarin waktu kami mencari pertama, awalnya sebelum sampai di tamansari kami benar2 semangat.
Nanti kita tanya gini gini. . Kataku kepada nabila.
Nabila pun bersemangat. Dan selalu saja aku menyantap es degan dan cilok alkid ketika jalan ma nabila. Setelah kenyang, kami berangkat. Namun ketika tiba di tamansari, kami jadi malu2 dan terbungkam.
Rameeee bangeet dah kemaren tu. Kalo rame gitu ga tau knp malah malu. Trus kami cuma clingak clinguk geje gitu. Nabila yang biasanya super pede jadi ikut malu. Hyaah. . Padahal niat udang dibalik bakwanku ngajak dia biar dia yang aktif ngobrol ma bule. Hehe. Jadinya malah diem semua.
Akhirnya misi kemarin gagal, dilanjutkan misi hari berikutnya.
Pokoknya hari ini harus berhasil. Karena kemarin uda puas muter2, hari ni kami cuma leyeh2 berasa ngadang bule lewat di pinggir jalan. Capek leyeh2, kami mulai mencari buruan lagi. Lalu kami berjalan ke pesanggrahan dan melihat ada dua bule lagi bingung. Gak ding. Bulenya lagi berdiri nungguin guidenya yang kayaknya kecapekan.
Kebetulan banget ni. Biarlah ada guidenya jg ga masalah. Kepepet mode on. Lalu nabila mulai beraksi.
Hello, excuse me. Kata nabila.
Bule 1 menjawab, hello.
Nabila melanjutkan, tapi suaranya agak grogi, we want to ask you a moment. Would u mind?
Si bule melambai ke temannya. Sekarang pake b.indo aja deh ya. Bule 1 ngomong ke bule 2, hei lu. Kita mau diwawancarai nih. Ke sini dong.
Bule 2, mengibas2kan tangannya, ga deh. Lu aja.
Si guide cuma tersenyum ngenes ke arah kami.
Bule 1, yang -maaf- di giginya ada *sensor*nya berkata, apa yg mau kalian tanyakan?
Aku mengambil alih karena nabila tampak nervous.
Nama anda siapa? Tanyaku.
Paul.
Asal anda darimana?
Belgium. Kamu tahu? Itu loh, deket holland.
Oh yaya, kata nabila. Kalo di sini namanya belgia, pak.
Si bule ga ngerti. Trus aku lanjutin tanya, knapa anda mengunjungi tamansari?
Bule menjawab, masih dengan sesuatu yang bikin aku gemes, hmm. . Ya soalnya guideku yang mengajak ke sini. Hehe. Kami akan mengunjungi bali setelah ini.
Oh. . Ok sir. Thank you.
Lalu kami mengakhiri sesi wawancara karena si guide uda mengirim sinyal lewat senyumannya yang kami tafsirkan, uda ya. Kami buru2.
Hyah. . Dan aku tak sempat ngambil foto si bule.
Lalu nabila menimpali, ah gampang mbak.tinggal cari aja foto bule di google banyak.
Wahh bener juga tuh. Siap2 aja ya kalian para bule. Foto kalian mungkin yang bakal nongol di majalah kami besok. Hahahaha.
0
comments
Posted in
Labels:
experience
Cuma ingin mengabadikan kecerobohanku yang makin lama rasanya makin keterlaluan. Yahhh. . Flasdisku n earphone hp ku. . Where r u now?????
Hwaah. . Apa lagi yg bkl ilang selanjutnya???
1 comments
Posted in
Labels:
experience
Yup. Kali ini aku akan berkisah mengenai bisnisku. Dari sekian banyak ide, aku benar-benar tertarik untuk berbisnis ayam. Dunno why. Mungkin karena dari kecil aku hidup dikelilingi creature yang satu itu. Jadilah kuputuskan untuk ke cdc umy keesokan harinya untuk brkonsultasi mengenai ideku ini.
Nah. Awalnya aku janjian akan ke cdc bersama temanku. Kami janjian bertemu di AR. Fachruddin B jam 9. Namun godaan terbesar menggoyahkan pagiku. Guess what it is, yuppo. . Movie!
Aku terjebak telat gara2 kakakku nyetel film bagus, dan akhirnya aku malah keterusan nonton sampe kelar. Jam 10an. Berhubung handphone lagi dicolokin, aku ga denger ada begiiituu banyak panggilan tak terjawab dan sms dari temanku itu.
Dan akhirnya aku kembali ke alam nyata seusai menonton film. Rasa bersalah membayangi perasaanku. Bagaimana ini? Langsung kutelepon dia. Aku bermaksud meminta maaf. Namun rupanya dia terlanjur marah.
Lalu kupacu motorku dalam kecepatan 80km/jam. Mengejar semuanya. Kepercayaannya. Dan harga dirinya yang merasa diinjak2.
Akhirnya aku sampai juga di kampus dan langsung menuju cdc sendirian. Di sana aku berjumpa dengan bapak Sigit.
Akhirnya kami mengobrol mengenai rencana bisnisku. Respon beliau bagus sekali. Kami berdiskusi panjang lebar hingga pukul 11an. Lalu kami membuat janji bertemu pukul 1 siang untuk menindaklanjuti.
Yahhh. . Pokoknya siang itu begitu mulus tampaknya. Namun begitu di rumah, segalanya berubah menjadi mimpi buruk.
Bapak tidak menyetujui rencanaku. Sama sekali menolak.
Yah. . Good day becomes bad lah. Biarlah bapak dengan aturannya. Mungkin aku memang belum saatnya berbisnis. Huuuuft. .
0
comments
Posted in
Labels:
experience
Fyuuuh. . Lelah belajar, bikin cerita bentar aaah.
Yup. Akhirnya ash shaff yang dkerjakan dngan benar2 saaaantaaai pada awalny dan kelabakan pada akhirnya, release juga.
Minggu terakhir sebelum ujian mcq, perhatianku malah tercurah untuk mewujudkan majalah ini. Karena kami dikejar deadline liburan yang tinggal seminggu lagi.
Artikel pun belum semua terkumpul. Layouter juga banyak namun tidak sinkron. Dan aku, berada di posisi yang membingungkan namun pantas untuk disalahkan.
Lantas hari jumat kami deal percetakan, dengan bantuan mas toge untuk bernegosiasi. Harga juga uda deal. Tapi rupanya banyak file yang rusak. Dan itu baru aku tahu setelah jadi hardcopy.
Lalu 5 hari mnunggu terbitnya ash shaff, sampai hari kamis.
Lagi-lagi kami kesulitan mencari sukarelawan distributor ash shaff. Sore itu yang memenuhi ajakan via sms feni hanya segelintir orang saja. Untunglah ada pengajian di masjid. Beberapa majalah akhirnya beredar juga.
Lalu malamny, aku mengevaluasi ash shaff kali ini. Kalo mau mengeluh, emang banyak baaanget yang bisa aku keluhkan.
Pertama, soal sampul. Sampulnya sama sekali ga glossy atau doff.
Kedua, soal halaman warna. Kami menyepakati harga untuk halaman warna sejumlh 8. Tapii trnyata cuma ada 7.
Ketiga, soal banyaknya salah ketik di iklan. Apalagi itu iklan yang besarnya satu halaman. Kan jelas banget mengganggu estetika.
Dan yang keempat, soal warna di galeri foto. Benar2 drastis dibanding ash shaff sebelumnya.
Kemudian, semua protesku kulayangkan ke mas toge selaku layouter terakhir.
Dan semuanya terjawab. 100% karena ketergesa2an kami dan sebagian karena miskomunikasi.
Kenapa sampulnya kaya gitu? Soalny percetakannya ga sempet buat fiksasi terakhir karena waktunya terbatas sekali.
Dan kenapa halaman warnanya jelek gitu?
Soalnya filenya rusak. Terpaksa bikin seadanya pake ekstensi file jpeg. Hasilnya kaya gitu deh.
Trus kok banyak salah ketik? Karena ga sempet neliti dan keyboardnya kurang kooperatif.
Dan kenapa halaman warnanya kurang, dari desain kami ternyata memang demikian.
Dan setelah lelah memarah2i mas toge, baru kuucapkan terima kasih.
Karena dia lah yang bersusahpayah untuk menyempurnakan majalah ini hingga akhirnya layak cetak.
Terlepas dari peran para reporter, redaktur, layouter, dan sponsor, fiksasi terakhir selalu melahirkan tambahan2 yang menakjubkan.
Kali ini pun demikian.
Dan pendukung setia yang paling bersemangat dari awal sampai akhir, adalah feni. Dia merangkap jadi reporter, pencari sponsor, dan penyemangat kami.
Mungkin kalau dia tidak menularkan semangatnya kepadaku, ash shaff masih teronggok di benak masing2.
Alhamdulillah. Dan semua ini tentu tak lepas dari skenario-Nya bukan? Allaahu akbar!!