Wow. Empat notes ku begitu, ehem, dark??
Gelap. Kelam.
Atau malah melankolis?
Aku sedang sakit jiwa rupanya. Yang aku bahas melulu soal putus cinta. Ah, aku sudah terlalu sering merasakan putus cinta. Dan tentu saja, jika sering putus cinta, aku pasti sering merasakan jatuh cinta. Tapi, rasanya, mengumbar perasaan jatuh cinta adalah tindakan yang tabu dan memalukan.
Cerita dan kisah tentang tragedi putus cinta akan lebih dinikmati publik. Dan cinta yang dibumbui intrik pengkhianatan, bunuh-membunuh, tikam-menikam, menempati puncak rating dengan peminat terbesar.
Siapa bilang? Aku.
Hehe.
Entah mengapa, menulis kisah putus cinta itu lebih menyenangkan buatku. Karena, perasaan putus cinta itu sama saja. Sedih. Duka. Air mata berderai-derai.
Tapi, perasaan jatuh cinta itu tidak sama setiap kali aku jatuh cinta. Rasanya, ehem, xxx yyy zzz bla bla bla ting tong!
Nah, tidak perlu kudefinisikan. Daripada pembaca bosan dan kecewa.
Hehe.
Ah. Bagaimana ya, dilematis sekali.
Uke. Sekilas info. Hari ini aku progress test. Dan sejak semalam semangatku telah menguap tak tahu rimbanya. Yah, cukup silang indah saja. Eh, salah. Cukup asal klik aja.
Aneh. Dalam hidupku, aku menemukan orang yang secara alamiah bisa membuatku berduka. Hebat sekali kemampuan orang ini. secara tidak sadar, dia bisa membuatku bersedih, menangis, dan merasa buruk.
Kalo aku mengadakan voting, harus kuapakan orang ini, kira-kira ada yang mau nge-vote?
Hehe.
Sayangnya pilihan jawabannya tidak ada. Jadi anggap saja pertanyaan terbuka.
Oke. Terima kasih atas perhatiannya.
5:57 waktu laptop.
Singgasana emas.