Yuhuuuu. . .
Darkannarchy datang dengan kisah cinta. Oke. Aku gak menyangkal kata-kata ku sendiri kalo cerita cinta itu membosankan dan menjemukan. Tapi suka-suka aku lah. Lagian aku masih merdeka. Dan cerita cinta belum dilarang.
Alkisah di suatu gubuk reot namun penuh cinta, di suatu negeri asing di mana setahun hanya ada 365,25 hari, dan satu hari hanya ada 23 jam 56 menit, sebuah keluarga kecil namun saling mencintai hidup dengan bersahaja.
“Mboookkkeeeee. . . “ terdengar panggilan mesra seperti suara kambing mengembek.
“Puaaakkkeeee . . .”sahutan suara cempreng menimpali.
Saudara-saudara, perhatikan nada panggilan mereka ini terbiasa berteriak karena mereka ini terlahir dari hutan amazon dan baru kemaren berganti peradaban dari jaman paleoneozoikumlitikum ke jaman milenium.
“mbreneee mbooookkkeeee. . . .”
Mbok’e bergegas bangkit, lalu, yah namanya juga spesies paleoneozoikumlitikum di mana mata mereka udah dua sih, tapi di samping gitu deh, kayak ayam, dan telinganya di pucuk kepala sama di punggung, mbok’e tahu-tahu terjembab kesandung kakinya yang berjumlah tiga.
“adoooohhhhh. . . . . pakeeeee. . tulungi dinda, pakeee. . . “
Pak’e langsung lari terbirit-birit mendekat. Lalu menarik tangan sang adinda. Dan menuntunnya ke bak cuci piring.
“Mbookkee. . ndak papa to? Mriki kula ulapi lukanipun. . cup. Cup. Cup.”
Aih. Begitulah setiap hari kemesraan yang ditunjukkan oleh sepasang spesies paleoneozoikumlitikum itu. Benar-benar bikin iri.
Suatu hari sepulang dari macul di hutan amazon, pak’e terperanjat hingga jantungnya hampir copot. Di depan rumahnya mbok’e lagi senam poco-poco.
“ealah mbok’e. . lagi stress po pie? Tengah wengi kok senam poco-poco. Bok mijetin kakanda ki lo.”sapa pak’e sembari melepas topinya. Lalu melepas kepalanya. Lalu melepas tangannya satu persatu, lalu melepas kakinya satu-persatu.
Mbok’e lantas mengambil ampelas di atas meja. Lalu mengampelas kepala pak’e hingga mengkilap, dan mengampelas bagian-bagian tubuh pak’e yang lain.
“Dinda, kau kurang pintar memijit rupanya. Ambilkan saja palu godam di belakang pintu. Itu lebih menyenangkanku,”kata pak’e dengan nada lembut.
Mbok’e berkaca-kaca atas kritikan suaminya tercinta. Meski pak’e memprotes dengan nada yang halus nan lembut, namun sensor wanitanya tetap saja terlalu halus untuk kritikan paling halus sekali pun.
Mbok’e pun mengambilkan palu godam, lalu tanpa dinyana-nyana oleh pak’e, tiba-tiba kepalanya dihantam dengan palu godam seberat lima ton itu.
“Uwadooohh mbok’e. . . dinda. . . sayang. . . cinta. . . honey. . . lorooo. . alon-alon wae. Dengan tekanan 0,099 pascal wae. . dinda ngopo eu kok bersemangat tenan??”seru pak’e sambil mengaduh-aduh ketika kepalanya dihantam oleh mbok’e.
“Aku sedhih tuenuan puak’e. . “isak mbok’e kalap. Lalu ingusnya berjatuhan ke mana-mana seperti hujan regional.”Akhu khi suwensuwitiph tuwenan puak’e. . hiks hiks.”
Pak’e Cuma merem melek dan bergoyang ke kanan ke kiri ke belakang dan memutar, karena badannya sudah diprithili oleh mbok’e tadi. Jadi dia tidak dapat berpindah ke mana-mana.
Lantas cepat tangannya yang sudah prithil juga, memainkan handphone yang sedari tadi digenggamnya. Lalu dikirimnya sms ke ibunya di hutan madagaskar.
To: my loobbly mummy
Mummy, bangunlah dari petimu sebentar, dan bukalah bebatan kainmu. Ini istriku tercinta sedang marah besar karena aku kritik. Apa yang harus aku lakukan untuk menetralkan amarahnya? Thankiu mummy tercinta.
Tak berapa lama, terasa handphonenya bergetar. Berhubung handphonenya terletak di genggaman tangannya, dan tangannya jauh dari matanya, lalu dibenturkannya handphonenya ke tanah, dan handphonenya langsung bertransformasi menjadi media huruf Braille. Mulailah dia meraba-raba. Lalu bibirnya komat-kamit menghapal.
“Istriku tercinta, dengarkanlah dahulu kakanda. Ada kata-kata yang kakanda ingin sampaikan kepada adinda tercinta.”
Mbok’e langsung makseeettt. .terdiam slow motion, dan berhenti bergerak. Palu godam menggantung di udara.
“iiyaa pak’e. . menopo. . gek mpun dipun medharaken sabdanipun. .”
“..... glek. . .”pak’e menelan ludah. Lalu matanya terpejam, dan terdengar suara berat menggema seperti datang dari alam baka, dan tiba-tiba angin sepoi-sepoi berhembus membuat beberapa rambut mbok’e berkibar menutupi wajahnya. Dan seperti di pelem-pelem cinta, mbok’e mengibaskan rambutnya ke belakang, ups, tapi, glodaaaakkk!!! Olala. Rambutnya yang panjang itu nyangkut di tiang listrik.
“adhuh. . ah, lanjutkan, pak’e.”pinta mbok’e. berhubung rambutnya nyangkut di tiang listrik, kebetulan sekali, lalu mbok’e yang pintar memainkan harpa ketika dulu menjabat sebagai peri di olympus, lantas memetik rambutnya. .”dhooeeeng. . theooott. . tiing. . triltroltong. .”bunyi petikan rambutnya.
Pak’e melanjutkan apa yang akan disampaikannya.
“oh, adindaku, i dont care. . aku sayang kamu de’. .”
Seketika mbok’e kejang. Lalu lampu padam. Dan pertunjukan selesai.
Hahahahaha. Krik.krik. sebelum pemain-pemainnya dilempari parang, linggis, atau gergaji, mereka memilih kabur.
Singgasana emas.
16:21 pm. 24 Juli 2010
July 27, 2010 at 5:58 PM
hahaha gajebo
tapi critanya lumayan bisa bikin ngakak LOL
ni klo ada lanjutannya kayaknya bakal bagus dik :)