twitter


Alkisah di suatu senja yang indah, Nisa bertolak pulang ke rumah. Di wajahnya terpancar kepenatan dan cucuran keringat menempel di sekujur tubuhnya. Namun sesampainya di rumah, bukan raut gembira Bunda yang menyambutnya, juga bukan senyum Ayah yang biasanya duduk di beranda, namun adiknya, Aji, yang sudah berdandan klimis.

"hei mbak," sahutnya gembira.
Nisa menimpali dengan riang yang dipaksa-paksakan."Assalamu'alaykum. . mau kemana dek? cakep bener."
"Wa'alaykumussalam."jawab Aji, namun masih sambil senyum-senyum.
lantas Bunda muncul dari dalam, dan mengulurkan tangan seperti biasa, dan Nisa menciumnya. dilihatnya Bunda pun telah berdandan cantik, seperti orang yang akan bepergian.
"Pada mau kemana nih?" tanya Nisa. ia melepas sepatu dan menaruh helmnya di rak. lalu beranjak ke kamar mandi untuk mencuci kaki. didengarnya Ayah berkata,"Kami mau ke rumah sakit. mau operasi Aji."
Nisa buru-buru keluar. "Mau operasi Aji? Loh sekarang kamu mau dioperasi nih? ada angin apa?" Nisa dengan iseng mengacak-acak rambut rapi adiknya.
lalu ia terhenyak, dan menyipitkan mata. mukanya didekatkan ke muka adiknya, lalu ia berbisik,"Hayo, kamu dibeliin apa sama Ayah?"
Aji tetap senyam-senyum kayak kuda. lalu ia mengeluarkan benda seukuran sabun. dan langsung saja Nisa cemberut dengan badan yang bertambah lunglai.
"Oh sudah kuduga."ia mendesah manyun."ternyata karena handphone."
huhh. . hati Nisa mendidih tak karuan. air matanya entah mengapa menetes. pintu kamar langsung dibanting dengan keras. dari luar didengarnya Bunda memanggilnya,"Nisaa. . kamu ikut nungguin Aji operasi ga? ayo ikut. . buruan siap-siap sana Nak. ."
Nisa menjawab dengan malas,"Iyaa. . sebentaar. . mau beres-beres dulu. ."
lalu setelah 1 jam akhirnya ia siap juga. dan mereka berangkat. selama perjalanan, Nisa hanya termangu, terdiam membisu. tapi hatinya tak membisu. hatinya benar-benar cemburu karena adiknya memiliki handphone baru sementara ia yang telah meminta kepada orangtuanya sejak lama ternyata tidak dikabul-kabulkan juga.
ketika ditanya-tanyai Bunda tentang kegiatannya di kampus pun ia tak antusias menjawab. dan ia mengacuhkan adiknya yang sejak berangkat terus melafalkan do'a.
kecemburuan Nisa terbawa sampai di rumah sakit. ia mengekor Aji yang memasuki ruang operasi. lalu dengan iseng ia menakut-nakuti Aji,"Nanti kakimu dipotong loh. . digergaji pake gergaji kelapa yang gede banget tuh."
Aji ngomel-ngomel, lalu memanggil Ayah."Yaaahh. . Mbak Nisa nakal. ." 
lantas Ayah datang mendekat. lalu menuntun Aji agar terus melafalkan do'a.
Nisa merenung sendiri di luar. ia menghubungi sahabatnya, Tia. lalu menceritakan rasa kecewanya karena ia merasa orangtuanya tidak adil.
lama ia bergulat dengan tombol. hingga beberapa jam kemudian raut mukanya berubah menjadi lebih cerah.
benar juga kata Tia, batin Nisa. tentu saja Ayah dan Bunda sayang kami semua sama rata. hanya saja saat ini Aji sedang menghadapi peristiwa besar dan kritis dalam hidupnya. wajar saja ia pantas diberi hadiah karena operasi tumor ini merupakan operasi yang akhirnya berlangsung setelah melalui pergulatan alot dari diri Aji sendiri.
hebat juga adikku itu. sama sekali gak ada nangisnya meski tentu saja ia pasti takut sekali membayangkan kakinya akan dioperasi, batin Nisa.
hufftt. . ia memang belum dewasa. terkadang masih sering cemburu yang tidak beralasan terhadap adiknya. lalu ia menanyai dirinya sendiri, apa ia mau dioperasi hanya demi mendapat handphone sebagus milik adiknya? tentu saja tidak. ia tidak akan mempertaruhkan hal sebesar itu demi sesuatu yang sepele seperti handphone baru.
yapp. . ia belajar satu hal, bahwasanya, orangtuanya sayang mereka sama besar dengan porsi yang disesuaikan dengan kebutuhan. .bukan sesuai dengan keinginannya. .

***

0 comments:

Post a Comment

Ayoooo. . . . dikomen yaaa .. . . . .

Don't Ever Forget Why You were Born to This World!

Remember Your Creator, Your Majesty, Your Almighty, Your God, ALLAH in every single second you have. .